PDM Kota Surakarta - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Surakarta
.: Home > Berita > ANDI TRI NUR FAUZI Bocah Bernyali Besar dan Berjiwa Wirausaha

Homepage

ANDI TRI NUR FAUZI Bocah Bernyali Besar dan Berjiwa Wirausaha

Kamis, 22-05-2014
Dibaca: 2463

 

Bocah SMP sudah punya usaha sendiri? Bener, tak bohong! Dia adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Simpon Solo, Andi Tri Nur Fauzi. Penghasilkannya sekitar Rp4 juta/bulan! Wuih. Benar-benar inspiratif bocah ini.

Tulisan dan foto dari Solopos

 

 

Farid Syafrodhi

farid.syafrodhi@solopos.

     Kecil-kecil cabai rawit. Ungkapan itu cocok untuk Andi Tri Nur Fauzi. Usianya belum genap 14 tahun. Namun, Andi sudah menjadi wirausahawan muda dengan memiliki toko peralatan lensa kamera telepon seluler (ponsel) dengan nama Lensa HP Solo.

     Ada lebih dari 40 reseller dari berbagai kota di Indonesia yang bekerja sama dengan Andi. Ia menyalurkan dan menjual peralatan berupa lensa kamera ponsel ke puluhan reseller-nya itu, hampir setiap hari.

     Dia juga mewaralabakan usaha yang dirintis sejak setahun yang lalu itu. Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Solo ini, penghasilannya tak kurang dari Rp4 juta per bulan. Dia menggaji lima orang karyawan dari kalangan mahasiswa dan orang dewasa yang membantunya mengelola beberapa akun usahanya di media sosial.

     Bagaimana sepak terjang Andi sebagai pengusaha cilik ini? Espos mewawancarai Andi di rumah orang tuanya di Tanjung Anom RT 004/RW 005, Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jumat (11/4) lalu.

     Siang itu, Andi mengenakan celana pendek dan berkaus putih motif hijau. Pada bagian dada kiri kaus, tersemat logo bulat hijau bertuliskan ”Wirausaha Muda Surakarta (WMS)”. Sejak pertengahan 2013 lalu, Andi memang bergabung menjadi anggota komunitas para pengusaha muda itu.

     Di ruang tamu rumah orang tuanya, dia berkisah tentang perjalanannya merintis usaha penjualan lensa ponsel. Ketika dia masih duduk di bangku SD, ayahnya, Sukirlan (Alm), meninggal dunia. Ayahnya itu sebelumnya memiliki usaha bengkel di depan rumah. Karena ayahnya meninggal, akhirnya usaha tersebut dilanjutkan oleh kakaknya. Usaha berjualan lensa kamera ponsel, kata Andi, berawal dari iseng. Andi yang punya hobi memotret menggunakan ponselnya itu lalu menjelajah Internet dan menemukan barang bagus berupa lensa untuk  kamera ponsel.

     Dia lalu berinisiatif mengumpulkan uang terlebih dahulu lalu membeli barang tersebut. Waktu itu dia tertarik membeli lensa fish eye, makro, dan tele. Setelah barang yang ia pesan secara online itu datang, dia lalu memotret semua barang yang dibelinya itu, lalu dipamerkan ke teman-teman sekolahnya.

     Ternyata teman-temannya banyak yang berminat. Andi pun merasa ketagihan untuk membeli lensa kamera khusus ponsel, lalu dijual lagi ke teman-temannya. ”Lama-lama saya kepikiran, ternyata di Solo belum ada yang berjualan barang seperti itu. Akhirnya saya mulai menawarkan secara online via Twitter,” papar Andi.

     Andi mengatakan usahanya itu juga tidak langsung berjalan mulus sebab usahanya itu sempat tidak direstui oleh orang tuanya. Alasannya, dia masih bersekolah. Tapi, Andi mengeyel. Secara diam-diam, dia tetap membeli barang itu untuk dijual lagi. Barang dari Jakarta itu tidak dialamatkan rumah orang tuanya, tapi dikirim ke rumah salah satu gurunya bernama An Nur Aden. Barangnya itu baru dia terima setelah dia berada di sekolah. Saat dibawa pulang, dia juga membawanya secara diam-diam, lensa kamera ponsel itu dia sembunyikan.

    ”Takut ketahuan orang tua,” kata dia. Setelah sekian lama membeli barang dan dia jual, dia lalu berkeinginan menjadi reseller dari toko di Jakarta itu. Sistem yang dia terapkan kala itu yakni sistem dropship. Dia tidak menyetok barang, tapi bila ada yang mau membeli maka dia memesan di pusat penjualan di Jakarta untuk dikirim ke orang yang membeli. ”Jadi pengirimannya dari Jakarta, tapi atas nama Lensa HP Solo,” kata dia.

     Setelah terkumpul uang sekira Rp1,5 juta, uang itu diputar lagi. Dia juga mulai memasarkan via iklan gratis di Tokobagus.com, Berniaga.com, Facebook, dan Twitter.

 

Keuntungan Lebih Banyak

     Di laman Twitter, kini dia sudah memiliki 3.000 followers atau pengikut. Kalau dulu dia hanya menjual tiga jenis lensa kamera ponsel, kini dia menjual 20 macam barang. Setelah beberapa bulan bekerja sama sebagai reseller sebuah toko lensa kamera ponsel di Jakarta, dia lalu memutuskan untuk membeli secara langsung dari produsennya di Jepang. Dengan demikian, keuntungan yang dia dapatkan bisa lebih banyak.

     ”Informasinya dari Jakarta, lalu saya mencari sendiri barangnya dari Jepang melalui E-bay.com,” ujar Andi. Dia sama sekali tidak mendapatkan kendala bahasa Jepang atau bahasa Inggris untuk transaksi karena dia membayar orang untuk mengambil barang dari E-bay.com. Jadi, dia tinggal menunggu total harga dari orang tersebut dan membayar cukai.

     Berkat ketekunannya berjualan, tidak kurang dari Rp4 juta dia dapatkan setiap bulan. Kalau sedang ramai, dia bisa mendapatkan Rp5 juta-Rp6 juta per bulan. Saat ini ada lebih dari 40 orang yang tersebar di 40 kota se-Indonesia yang menjadireseller-nya. Ada juga lima orang dari Kendari, Semarang, Malang, Jogja, dan Lokseumawe yang membeli waralaba tokok lensa ponsel miliknya. Satu paket waralaba dia jual Rp10 juta.

     “Kalau franchise bisa pakai nama sendiri, seperti Lensa HP Kendari,” kata dia. Andi mengaku belajar bisnis secara autodidak, ikut diskusi di WMS dan bertanya kepada pengusaha yang lebih senior, seperti kakaknya.

     Meskipun dia berjualan dan memiliki penghasilan sendiri, Andi tetap bersekolah. Dia juga termasuk siswa yang pintar karena dia selalu masuk dalam 10 besar siswa dengan nilai tertinggi. Dia baru melayani order pada sore hari setelah pulang dari sekolah. Dia juga membayar lima orang untuk mengurus promosi di dunia maya. Masing-masing orang itu mengurusi akun website, Facebook, dua iklan gratis, dan yang mengurus search engine optimation (SEO). Para pengelola akun itu saat ini juga masih aktif semua.

     Mereka dibayar tergantung hasil kerja. Kalau peringkat Lensa HP Solo turun di laman Google, bayarannya tidak banyak. ”Saya pantau terus lewat Google, jadi main search engine optimation (SEO) juga,” ungkap Andi.

     Salah satu pengelola akunnya, imbuh dia, dulu adalah reseller-nya. Karena menjadi reseller itu tidak cukup ramai pembelinya dan kurang strategi promosinya maka barang dari Andi itu tidak banyak yang mengetahui. “Daripada tidak laku lalu saya tawari menjadi admininstrator website saya.  khirnya dia mau. Kalau di Solo memang sulit [menjualnya], tapi kalau di luar kota gampang,” kata dia. (Farid Syafrodhi)

 

Pelanggan Tak Percaya Remaja Jalankan Bisnis

 

     Andi Tri Nur Fauzi memang masih remaja. Namun, dia memiliki impian besar untuk meraih kesuksesan. Salah satu impiannya selama ini yakni membahagiakan orang tuanya. Dia ingin mengajak ibunya, Sri Prapti Rejeki, menjalankan ibadah haji. ”Kalau sudah kuliah, usaha jalan, saya ingin mengajak ibu berhaji. Kalau belum bisa haji, setidaknya umrah,” kata Andi. Meskipun masih remaja, dia tidak hanya berpangku tangan menerima uang dari orang tuanya.

     Dia ingin mengembangkan usahanya berjualan lensa kamera telepon seluler (ponsel) itu. Tapi, saat ini dia masih terkendala statusnya yang masih pelajar SMP. Setahun lagi dia akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Dia berencana menjalankan usahanya itu sembari bersekolah. Ketika dia sudah kuliah, dia akan menyulap rumah milik orang tuanya itu menjadi toko. ”Target dicapai sedikit demi sedikit tak masalah,” kata dia.

     Dia juga mengaku tak kehilangan waktu untuk berlibur. Dia menyisihkan waktu pada hari Minggu untuk berlibur tanpa memikirkan usaha maupun pelajaran di sekolah. Karena itu, ketika Minggu, bisa dipastikan semua ponsel dan beberapa akun media sosial untuk promosi miliknya tidak aktif.

     Semua pesanan barang baru dilayani pada Senin. Saat masih SD, dia memiliki cita-cita menjadi seorang fotografer profesional. Tapi, ketika melihat kondisinya saat ini, dia justru ingin menjadi wirausahawan penyedia alat-alat fotografi. ”Banyak orang kaget dan berkomentar tidak percaya karena yang berjualan adalah anak kecil, masih SMP. Ketika baru pertama kali bertemu langsung, mereka selalu berkata kalau saat order via telepon kok yang mengangkat anak kecil. Saya dikira adik pemilik usaha penjualan lensa ini,” kata dia.

     Bila ada orang yang ingin bertemu dengannya, Andi selalu mengajak bertemu di kawasan Ngarsopuro, Solo. Lokasi itu sengaja dia gunakan untuk bertemu dengan pembeli atau reseller-nya karena letaknya berada di tengah kota dan mudah dijangkau.

 

Masa Depan

     Para reseller dari luar kota yang belum tahu Kota Solo, kata dia, bisa dengan mudah menemukan kawasan Ngarsopuro. Andi juga termasuk remaja yang penuh percaya diri dan berani. Misalnya, dia juga memanfaatkan seminar, diskusi, dan komunitas fotografi untuk promosi lensa kamera ponsel yang dia jual. Dia biasanya akan memberikan dua lensa kamera ponsel kepada dua peserta diskusi atau seminar secara cuma-cuma sebagai doorprize. Lalu, dia meminta waktu beberapa menit kepada panitia untuk mempresentasikan produk yang dia jual di hadapan hadirin seminar.

     “Itu harus saya lakukan. Kalau tidak begitu tidak laku-laku. Barang saya tidak akan dikenal orang. Harus belajar, harus berani, dan percaya diri,” kata dia.

     Hingga kini, tidak ada orang yang menyampaikan komplain terkait barang yang dia jual. Dia menjamin barang yang dia jual bagus. Kalau ada barang yang rusak, dia terlebih dahulu menyortirnya dan tidak menjualnya.  Dia justru pernah ditipu oleh orang yang membeli secara online. Orang tersebut sudah memesan barang, tapi uangnya belum ditransfer ke rekeningnya. Bila ada kejadian seperti itu, seketika itu pula dia akan memasukkan orang itu ke dalam daftar hitam.

    Andi juga mengaku tidak kehilangan masa remaja karena mengelola bisnis pribadi. Hal itu, menurut Andi, justru menguntungkan masa depannya. Andi mengatakan saat teman-teman sebayanya bersenang-senang, dia justru disibukkan mengelola bisnis. Namun, hal itu justru dia nilai berguna, sebab ketika dia sudah dewasa, dia tidak perlu lagi susah payah mencari kerja atau memulai usaha. ”Saat saya sedang bersenang-senang ketika dewasa, mungkin teman-teman saya justru sibuk bekerja,” kata dia. (Farid Syafrodhi)

 

BIODATA
Andi Tri Nur Fauzi
Tempat dan tanggal lahir: Sukoharjo, 19 September 2000
Sekolah: TK Al Hidayah Tanjung Anom, Grogol, Sukoharjo; SDN Serengan 1 Solo; Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Solo
Ayah: Sukirlan (Alm)
Ibu: Sri Prapti Rejeki
Saudara: Adi Eko Yudhianto; Arie Dwi Prasetyo
Alamat: Tanjung Anom, RT 004/RW 005, Kwarasan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo
Perusahaan: Lensa HP Solo

 


Tags: smp muhammadiyah 1 solo
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Inspirasi



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website